An Instant Classic
Pada tahun 1987 saat kebijakan darurat militer dihapus di Taiwan, 2 Remaja SMA, Chang Jia-han (A-han) dan Wang Bo-Te (Birdy) merasakan jatuh cinta ditengah stigma sosial.
Film ini unggul hampir disemua aspek, pengarahan dan sinematografi yang indah, plot dan dialog yang indah, akting dari kedua tokoh utama yang membuat kita yakin mereka benar benar jatuh cinta, scoring dan soundtrack yang indah membuat film ini Paket lengkap.
Walaupun berfokus pada Suka Duka Cinta Terlarang dua remaja, namun yang ditampilkan dalam film ini adalah sisi emosi yang mampu dialihmediakan oleh Edward Cheng dimana film ini kebanyakan mengambil sudut pandangnya, beberapa scene terbaik menurut saya :
1. Percakapan A-Han dan Padri Olivier
2. Mandi
3. Percakapan di Pantai
4. Telepon
5. Jalan-Jalan Tengah Malam di Quebec
Beberapa adegan yang seharusnya sensual malah tampil sebagai adegan terbaik yang menguras emosi. Penggunaan teknik close up pada Dialog A-Han dan Padri Olivier dan penggunaan tone kuning sangat juara membuat kita fokus pada A-Han dalam berbagi keresahan hatinya, dialog nya pun sangat-sangat alami. Penggunaan terompet dalam mengisi scoring juga bermakna, karena tokoh A-Han memegang instrumen terompet di Marching Band Sekolah.
Selain Edward Cheng, Tseng Ching Hua juga mampu mengimbangi kemampuan akting Cheng sebagai Tokoh Birdy yang slengean, Jejeran pemeran pendukung pun Tampil Apik utamanya Fabio Grangeon dan Leon Dai sebagai A-Han Dewasa.
Akhir kata, film ini menghadirkan kisah cinta terlarang dua remaja dan pendewasaan diri dengan indah dan merobek hati, interaksi kedua pemeran utama membuat kita dengan mudah menaruh hati dan berharap mereka berakhir bahagia.
Was this review helpful to you?