Details

  • Last Online: 1 day ago
  • Gender: Female
  • Location: Mainland
  • Contribution Points: 0 LV0
  • Birthday: January 05
  • Roles:
  • Join Date: September 15, 2016

Enjeru

Mainland

Enjeru

Mainland
Tag japanese movie review
Completed
Tag
0 people found this review helpful
by Enjeru
Nov 22, 2017
Completed
Overall 7.0
Story 7.5
Acting/Cast 5.0
Music 6.0
Rewatch Value 4.0
Tag yg judul lainnya Riaru Onigokko sebelumnya dah pernah dibuat dlm beberapa versi.Sekalipun plot dan karakternya beda,intinya ini tentang game 'tag' di mana ada orang2 yg "ditandai" dan ada yg memburu. Yg membuat Tag satu ini jd beda bgt ma yg lain krn ini dibuat Sion Sono.Aku gak tau versi novelnya seperti apa,yg jelas Sion Sono banyak memasukkan gagasan2nya di sini. Jujur awalnya bakal ngira ini akan jd sekedar fun mindnight movie.Tp ternyata Sion Sono gak sekedar bermain-main dgn darah dan kekerasan di sini.Dia nyusupin sebuah isu yg kurasa berkaitan dgn gender.Krn awalnya hanya ingin nonton sebuah gorefest,jadinya aku agak gak siap saat mulai sadar kalo Sion Sono punya agenda lain di sini.Jd mungkin aku gak bisa menangkap seluruh pesan dlm film apalagi Sion Sono nampilinnya lewat simbol dan metafora.

Untuk sebuah splatter film,Tag ngasih liat kita salah satu death scene terbaik di 2015.Sebuah bis yg berjalan tiba2 terpotong jd 2 dan semua penumpangnya (kecuali 1 orang yg kebetulan lg nunduk) termutilasi dr bagian pinggang ke atas.Pelakukanya siapa? angin. Hah?! ya gak salah kok,pelakunya Angin yg berhembus seperti pedang hingga mampu memotong tubuh. Terus di mana saya sadar film ini tdk hanya sekedar splatter. Jujur awalnya gak terlalu merhatiin sampe akhirya kita tiba di scene pernikahan di mana seorang mempelai wanita dipertemukan dgn calonnya.Dan calonnya adalah......pria berkepala babi. Di situ aku baru sadar setelah beberapa menit berjalan baru di scene itu kita melihat sosok pria,itupun berwajah babi. Selanjutnya Sion Sono semakin membawa kita ke dunia yg makin aneh sekaligus makin memperlihatkan wajahnya. Kita di bawa di mana perempuan adalah 'wahana' bagi kaum pria. Keberadaan dan fungsi mereka ditentukan oleh pria.

Mungkin Sion Sono ingin memperlihatkan bahwa media dan tatanan masyarakat lebih condong melihat kaum wanita sebagai kelas yg inferior.Harus diatur,ditentukan nasibnya oleh yg lebih superior (baca:pria). Dan kita gak ngerasa itu aneh bahkan menikmatinya.Sion Sono menempatkan dirinya di kelompok ini ya dgn membuat film ini.Dia sengaja memperlihatkan perempuan sbg subjek fantasi kaum pria dan disajikan dgn fun.Sion Sono menjadikan dirinya sbg sasaran kritik dr dirinya sendiri.Menurut saya ini yg menarik dr Tag.

Krn hanya nonton sekali mungkin pemahaman saya terhadap Tag msh sebatas wild guess.Tp setidaknya impresi yg saya dpt saat menonton film ini ya seperti yg saya tulis di atas
Was this review helpful to you?