Details

  • Last Online: 1 day ago
  • Gender: Male
  • Location: Indonesia
  • Contribution Points: 1,668 LV8
  • Birthday: March 14
  • Roles:
  • Join Date: August 11, 2022

ppkrist

Indonesia

ppkrist

Indonesia
My Ride Episode 10
0 people found this review helpful
Jul 4, 2023

Ending yang terlalu ideal

Episode kali ini diawali dengan kesedihan dan "salah sangka" antara Tawan dan Mork, namun ini hanya berlangsung sebentar, ini terjadi karena effect "fast track ending". Main role lain seperti Nadia dan barista, kemudian Toy dan Boss ; kedunya memiliki good ending, mungkin hanya Toy dan Boss yang punya cerita yang pas dimulai dari orientasi, isi, konflik dan resolusi. Untuk Mayom dan Nadia, mereka punya orientasi yang bagus, namun sangat kekurangan isi, konflik yang terlalu berkabut serta fast-track resolusi. Untuk bintang utama Tawan dan Mork, mereka punya orientasi dan isi yang epic, namun konflik dan resolusinya terlalu fast track, agak disayangkan ya. Ending dari series ini menurutku benar-benar too much ideal alias endingnya terlalu happy ending - maksudku bukannya aku tidak mau ending yang happy ending ya, namun ini terlihat sangat ideal dan "seperti" tidak realistis, cenderung seperti drama banget dan "sangat ideal". Tidak masalah sih, oh ya, beberapa scene hilang di episode kali ini, padahal di review singkat episode 9 di ceritakan, seperti dialog Tawan dan Por, menurutku series ini punya cerita yang bagus ya terutama di bagian orientasi, namun sayang episode 10 ini sangat memberikan series ini sebuah cap "fast track" ending. rekomendasi? tetap masih rekomendasi dong....

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 9
0 people found this review helpful
Jul 3, 2023

the end?

Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang mencoba untuk menjernihkan fikirannya dengan pulang ke kampung halamannya. Beberapa scenen memperlihatkan Mork yang gelisah dan kebingungan akan tawan yang tidak bisa dihubungi. Kemudian scene dilanjutkan dengan kebersamaan Tawan dan Mork di hiburan bermain, ternyata Mork mempunyai seorang anak laki-laki, ini sangat menggemaskan ketika Tawan mengetahui hal ini. Romansa episode kali ini menurutku sudah cukup bagus, dialognya agak membingungkan ya terutama jika diterjemahkan dari bahasa aslinya - dialog mengenai topik anak Mork memang agak rumit jika di terjemahkan, namun tak perlu khawatir karena menurutku dialognya dapat dimengerti dengan baik. Episode kali ini punya ending scene yang aku kurang begitu sukai, selain itu spoiler episode selanjutnya seperti memperlihatkan beberapa scene yang "meng-shorcut ending". Aku harap series ini punya ending yang jelas dan bermakna. Tidak sabar menonton episode terakhirnya besok.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 8
0 people found this review helpful
Jul 2, 2023

Isi cerita selesai, sekarang memasuki tahap resolusi

Episode kali ini menjadi ending isi cerita Tawan dan Por, tapi series ini menampilkannya dengan cukup tragis. Pengalaman yang dialami oleh Tawan adalah pengalaman yang siapapun pasti tidak mau mendapatkannya. Mork, menjadi orang yang sangat baik untuk Tawan, dia bahkan membantu dan menyelamatkan Tawan dari keterpurukannya di episode kali ini. Selain itu Deck dan Cheep memberikan sebuah kata-kata bagus untuk episode kali ini yaitu: "yang membuat kita bisa bersama sangat lama sebenernya bukan hanya karena cinta, namun yang paling penting adalah kejujuran", ini sangat punya kesan dan life meaning yang bagus ya menurutku, penyampai-annya yang pas dengan kejadian yang dialami Tawan di sini menjadi sangat tepat dan pas banget, that is golden time. Series ini tidak memberikan kesempatan bagi Mork untuk langsung mengatakan cinta pada Tawan, dan menampilkan scene-scene puppy love yang banyak dan ini menurutku adalah bentuk cerita yang baik, sebagai contoh series step by step juga menyajikan bentuk cerita "perlahan" seperti ini. Vibes lain yang agak kurang di episode kali ini adalah mengenai insiden Tawan dan Por, hal ini terjadi karena penonton sudah terpaku pada hubungan Mork-Tawan, dibandingkan Por-Tawan ; hal lain adalah scene Por menjadi sangat sedikit, scene kebersamaan Por-Tawan menjadi semakin berkurang bersamaan dengan bertambahnya episode - faktor inilah yang membuat insiden Por-Tawan menjadi biasa saja, bahkan ; beberapa scene menyelipkan unsur komedi di dalamnya sehingga kesan sedih dan kaget menjadi kesan lucu dan mengundang Tawa. Saya tidak sabar menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jul 1, 2023

Baru masuk orientasi cerita Kawi dan Pisaeng yang sesungguhnya.

Episode enam ini menurutku punya pesan sederhana tentang "orientasi seksual" seseorang, walaupun punya scene dan dialog yang tidak banyak untuk topik seperti itu di episode kali ini ; namun menurutku pesannya sudah tersampaikan dengan baik. Untuk scene dan dialog, menurutku untuk episode yang satu ini agak berat dan melodrama ya, Kawi khawatir tentang ayahnya dan akan meminta bantuan kepada Ayah permai, series ini menurutku realistis ya karena menampilkan bentuk reaksi Kawi yang natural ketika dia merasa tidak enak meminta bantuan secara tiba-tiba kepada ayahnya permai. Selain itu ucapan Pisaeng yaitu "apakah sebegitu menyebalkannya untuk meminta bantuan", ucapannya itu menurutku ada benarnya ya, terutama kita sering kesal jika kita hanya meminta bantuan, namun setelah difikir ulang ternyata meminta bantuan bukanlah hal yang menyebalkan, justru dari sana kita bisa mengenal orang lain, dan merasakan rasa syukur - selain itu yang paling penting kita akan menyadari tentang baiknya berterima kasih. Episode ini memang agak berat namun punya rangkaian cerita dan life meaning yang bagus. Terakhir, menurut saya episode kali ini menekankan tentang bagian orientasi cerita yang sesungguhnya ; yaitu memasuki orientasi cerita Kawi dan Pisaeng, ini bukan hal yang aneh ya karena hanya tersedia 4 episode tersisa untuk series ini tamat. Tidak sabar ingin menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 7
0 people found this review helpful
Jun 30, 2023

Intens sekali yaaa kwkwkw

Episode kali ini menurutku punya scene romantis yang sangat intens, tidak hanya main role, namun guest dan support role juga dapet porsi yang banyak lhoo. Scene di awali dengan kiss gagal Tawan dan Mork, ini udah biasa ya karena sebelumnya di kereta gantung berputar juga begini, hanya imajinasi, namun episode kali ini bukan tentang imajinasi ; melainkan tentang sebuah noda di bawah mata Tawan dan Mork menyeka nya. Gemeszz!!. Satu hal bagus di episode kali ini adalah tentang paman Mork yang bernama Cheep, dia akhirnya menjelaskan dan menceritakan hubungan cintanya dengan deck, lucu banget ini - mereka berdua ditampilkan masih muda, namun menurutku ngakak, hanya menambahkan warna rambut hitam dan semua clear menjadi lebih muda, kwkwkw padahal menurutku mereka terlihat sama saja dengan umur yang jelas nyata, walaupun ada beberapa hal membuatnya memang terlihat muda. Cerita dan masa lalu Cheep dan Deck sangat menggemaskan dan out of the box, namun penggambarannya seperti kisah Tawan dan Mork, intinya menarik dan bagus. Untuk hubungan baristha dan dokter anak (Nadia) di episode kali ini tidak ada perkembangan apapun, untuk Toy dan Boss mereka menjadi lebih dekat dan lebih menggemaskan, padahal awalnya aku tidak terlalu tertarik dengan mereka. Namun, seiring berjalannya episode, mereka berdua menjadi sangat menggemaskan kwkwkw. Episode kali ini masih terus menggambarkan hubungan gelap Por dan selingkuhannya yang bahkan sudah berkonsultasi dengan Tawan, hal ini membuat Tawan stress, namun Mork selalu menghiburnya... waktu waktu ini membuat banyak scene dengan romansa bagus untuk Tawan dan Mork, saya tidak sabar menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 6
0 people found this review helpful
Jun 29, 2023

Apik banget episode satu ini

Episode 6 dari series ini menurutku adalah episode yang paling apik dalam hal scene. Setiap pemain diberi jatah tayang yang adil ya menurutku. Ada satu hal yang menjadi main conflict utama dalam kerusakan hubungan Tawan dan Por, yaitu soal waktu - series ini seperti menggambarkan bahwa "waktu" adalah biang keladi dari segala kekacawan, kenyataannya harusnya tidak seperti itu, walaupun sebagiannya memang terjadi di dunia nyata - namun waktu sebenarnya bukanlah masalah utama, salah satu bentuk yang salah di episode kali ini adalah mengkambing hitamkan "waktu" dengan jatuh cinta kepada orang yang salah. Selain itu, scene ini memberikan dialog tentang Mork dan Tawan, dimana menurut teman Mork, Tawan berbuat baik kepada Mork bukan berarti dia suka, ini sangat memukul penonton ya terutama aku, ini membuat semua romansa yang terjadi seolah-olah menjadi semu seketika, namun hal ini memang realistis, dan memang sering terjadi di dunia nyata. Hubungan Nadia dengan Barista memang membaik ; namun hubungan dua orang ini tidak jelas. Main role lain yaitu Toy dan Bos menjadi lebih baik di episode kali ini dan memiliki life meaning yang bagus di antara yang lainnya menurut pribadi ya, Boss yang kurang suka bergaul dipertemukan dengan sosok orang yang santai dan enjoy_life able banget Toy membuat hubungan mereka menjadi terlihat lebih berwarna. Dari segi dialog sangat mudah dimengerti ya, alurnya bagus. Terakhir, Mork yang bertemu dengan Fern, sekarang sudah tidak merasakan kesedihan lagi - teman mork berkata bahwa itu adalah tanda Mork sudah move_on dan jatuh cinta lagi. Episode kali ini punya banyak dialog menggemaskan. Saya tidak sabar untuk episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 5
0 people found this review helpful
Jun 27, 2023

Loh kok mirip lakorn

Melanjutkan scene pasar malam yang berlangsung dari episode 4, kali ini My Ride sudah masuk ke dalam konflik cerita, dimana masing-masing main role memulai debut cerita inti mereka. Walaupun seperti itu, namun menurutku episode kali ini cenderung lambat dan malah mirip sinetron ; di mana Mork menemukan Por bersama kekasih gelapnya malam itu, terbengong dan kemudian dilanjutkan oleh Tawan yang menemukan Por tapi sedang tidak bersama pasangan gelapnya ~ tuh kan? lakorn banget kan?! Bentuk cerita seperti ini sangat sinetron banget. Selain itu, Scene di episode kali ini agak berat ya karena menampilkan beberapa adegan kekacauan, filler pun agak banyak terutama membahas mengenai 3 teman Mork yang menjadi pemain handal dalam permainan-permainan pasar malam itu. Dari segi alur menurutku agak rumit juga ya, walaupun masih dapat difahami namun semua main role berada dalam scene penting di tengah zona kekacauan membuat segalanya menjadi agak "mesh". Nuansa Tawan dan Mork semakin menggemaskan namun episode kali ini punya bentuk sad sceneary yang lebih kuat dibanding sceneary lainnya, episode ini terasa agak lambat dari episode lain, ini seperti episode pembuka konflik cerita, saya benar-benar ingin segera menonton episode selanjutnya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 4
0 people found this review helpful
Jun 26, 2023

Episode dengan romansa cukup intense, sebagus itu woy!

Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang berusaha memperbaiki hubungannya bersama kekasihnya Por, namun naas semua yang dia usahakan ternyata tidak membuahkan hasil, niatnya dia ingin berkencan dengan Por ; hanya saja Por ternyata terlalu sibuk, membuatnya cuti sendiri tanpa alasan yang jelas. Singkat cerita dia akhirnya meminta Mork untuk membawanya ke mana saja untuk menjernihkan mood dan fikirannya, di sinilah romansa Tawan dan Mork terjadi. Dari segi dialog mudah dimengerti ya, alurnya juga bagus dan jelas; episode kali ini sangat bagus ya menurutku karena tidak mengandung banyak filler, salah satu yang terungkap di episode kali ini adalah tentang pamannya Mork yang bernama Cheep yang terjadi seorang pria gay, Dek bukan saudaranya melainkan pasangannya, dia menceritakan secara langsung mengenai sorot mata Mork yang sama ketika memandang Tawan ; dia berkata bahwa sorot mata seperti itu sama sepertinya ketika dia memandang Deck ketika masih muda dulu ketika awal dia menemukannya. Selain itu mainrole lain juga memiliki ke majuan, terutama temannya Tawan yaitu Nadia (Dear) yang sekarang sudah mulai menjalin komunikasi dengan pak Barista, sedangkan Toy sekarang memperalat Boss katingnya itu - namun hal ini membuat mereka menjadi semakin dekat. dari segi warna, menurutku episode kali ini sangat coffee colour banget ya dengan perpaduan sorot lampu warna-warni dengan night scape yang bagus, selain itu romansa di episode kali ini sangat kuat dan intens, saya sangat menyukainya. Entah kenapa sorot mata Mork kepada Tawan memang sangat bagus, semua tingkah Mork yang memperlihatkan seseorang sedang denial menjadi nilai plus untuk karakter Mork sendiri, sedangkan untuk Tawan ; ketulusannya sangat kuat membuatnya menjadi karakter yang baik hati dan murah hati. Mork dan Tawan menurutku adalah bentuk pasangan yang ideal, selain karena latar belakang mereka yang sangat berjauhan, merekapun seperti pasangan yang saling melengkapi. Terakhir untuk Por sendiri, dia sepertinya memang sudah berpindah hati, namun pria yang bersamanya masih tanda tanya, aku fikir itu adalah dokter khamhan, itu hanyalah sebuah spekulasi saya sih, saya tidak sabar menonton episode selanjutnya, episode 5.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 3
0 people found this review helpful
Jun 25, 2023

Mulai kelihatan ceritanya mau dibawa kemana

Jujur sih aku nonton series ini dari awal, emang udh sebegitu sukanya aku ; terutama dari ceritanya. Episode kali ini fokus kepada "heart broken-nya" para pasangan di sini, walaupun ada yang terang-terangan dan ada yang masih "hidden scene". Ya, Hubungan Tawan dan Mork menjadi lebih dekat ya sekarang, setelah Mork merasa "cemburu secara denial" ketika melihat Tawan dan Por bersama, namun karena karakternya yang baik hati, akhirnya dia tetap tersenyum dan terus bahagia. Hal ini juga semakin bagus ketika pamannya Chep berkelahi dengan saudaranya Dek kemudian mereka akhirnya berbaikan dihadapan Mork, hal ini membuat Mork menyadari sesuatu - selain itu Fueang yang ternyata menanyakan sesuatu kepada Mork mengenai "apakah pernah menyukai sesama pria" membuat Mork sedikit melamun dan merasakan sesuatu, namun Mork masih dalam bentuk denialnya sendiri. Fokus kepada konflik, Nadia ternyata sudah patah hati karena dokter yang dia suka ternyata menyukai laki-laki juga, perjalanan cerita Nadia baru mulai di sini dengan seorang barista. Selain itu, Por ternyata bersama seorang pria lain yang biar kutebak, pasti ini adalah dokter Khanghan, tapi entahlah di episode kali ini dia hanya terlihat sepintas. Dari banyak scene episode kali ini, jelas bahwa orientasi series berakhir di episode 3 ini, dan memulai memasuki isi cerita yang sebenarnya. Dari segi dialog, mudah difahami ya, scene nya juga menarik, tidak membosankan dan mengandung beberapa komedi ringan, dari segi warna, sudah cukup ya. episode ini sudah cukup bagus menurutku, saya tidak sabar menonton episode 4 nya.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 2
0 people found this review helpful
Jun 24, 2023

Bagus dan unik banget sih menurutku ceritanya

Kisah mamang ojek sekarang semakin galau, namun episode kali ini mulai mengakhiri perasaan patah hatinya ; tentu saja, mamang ojek sudah menemukan cinta yang baru, walaupun cinta ini masih seperti bayang-bayang. Episode kali ini membahas mengenai Tawan yang akan menjadi peserta dance di acara yang diadakan oleh rumah sakit tempat dia bekerja, departemennya tidak terlalu terkenal, oleh karena itu temannya bernama Nadia mengajak Tawan dan beberapa teman magang untuk ikut menampilkan sesuatu yang spektakuler, salah satunya "ya itu, pertunjukan dance" yang dilakukan oleh Tawan dan anak magang lainnya ; sebelum masuk ke sana, Tawan harus membeli beberapa perlengkapan untuk memaksimalkan kontesnya itu, lalu dia menemui Mork dan memintanya untuk membantunya mencari barang-barang yang diperlukan. Dari segi dialog dan alur sangat mudah difahami ya, romansa-nya sangat dapet banget ya, dimulai dari hubungan Tawan dan Por yang harumnyaaa banget-banget + bucin parah dan ideal lah pokonyamah, sampai perasaan yang muncul ketika melihat Tawan dan mamang ojek bernama Mork ini ketika bersama, tatapan Mork sangat begitu tajam namun lugu, sangat menggemaskan dan memancarkan aura romantisme yang epic, selain itu senyuman Tawan kepada Mork membuatku meleleh, tertawa sendiri dan Aaa!! memunculkan perasaan bahagia, entah aku bingung harus memasangkan Tawan dengan Mork atau Dengan Por, karena keduanya uwu banget. Episode kali ini punya bentuk cerita yang menurutku berkesan ya terutama ketika Tawan menolong seekor anjing, dan reaksi Mork ketika mengetahui bahwa Tawan adalah seorang dokter, nuansa agak mengganggu adalah ketika salah satu dokter bertanya kepada Tawan tentang Mork (mamang ojek) yang berada di dalam ruang dokter, suster tersebut terlihat agak sinis dan ini membuat Mork agak tidak nyaman berada di sana, dan terlihat rendah diri, hal ini membuatku tidak nyaman juga ya seolah-olah Mork berbeda kelas dengan mereka, walaupun memang Mork berada di kelas yang berbeda dengan Tawan, seharusnya suster tersebut tidak sampai berkata seperti itu dengan mimik wajah yang sedikit "menyindir". Kisah dan karakter Mork juga aku sangat menyukainya, walaupun badannya kecil dan terlihat lebih pendek dari Tawan, namun dia orang yang rajin serta bekerja keras, penyabar dan menyenangkan, wajahnya sangat bercahaya - aku sangat menyukainya. Episode kali ini menurutku bagus ya ; saya ingin segera menonton episode 3 nya besok.

Read More

Was this review helpful to you?
My Ride Episode 1
0 people found this review helpful
Jun 22, 2023

Ga bisa sih ini, kwkwkw

Kesan pertama menonton di menit-menit pertama series ini sangat amat kuat yang romansanya, karena tiba-tiba saya dihadapkan dengan scene dua dokter yang seperti saling suka dengan banyak sekali dialog harum di dalamnya. Menceritakan Tawan yang merupakan seorang dokter, dia bertemu dengan kaka tingkatnya di rumah sakit dimana dia bekerja, padahal sudah lama dia dan kaka tingkat tidak saling bertemu. Kaka tingkatnya yang bernama Por ternyata bekerja di rumah sakit dimana Tawan mulai bekerja, dengan latar belakang yang baru ternyata Por sudah single, dan ternyata menyukai Tawan, Tawan sendiri sebenarnya sudah menyukai Por sejak Kuliah kedokteran ; namun sayang saat itu Por tidak single. Cerita berlanjut dari tokoh yang lain yaitu Mork, seorang driver atau nama gaulnya "ojek" dia mempunyai pacar bernama Fern, namun hubungannya dengan Fern bukanlah hubungan berbunga-bunga, hal ini membuat Fern memutuskan untuk putus dengan Mork, suatu waktu ketika Mork sangat sedih sambil menangis, datanglah Tawan yang ingin memesan jasa perjalan Ojeg, chemistrypun mulai terjadi antara Mork dan Tawan. (review film) ; untuk episode kali ini, menurutku dialognya sangat mudah dimengerti ya, alur ceritanya jelas walaupun memiliki alur campuran ; dari segi warna, tidak ada spesial, namun penyajian scenenya menurutku menarik, pemilihan aktornya pun menurutku pas, romansanya sangat harum dan dapet banget. Life meaning dari episode kali ini menurutku kurang ya, oh ya ternyata series ini punya dua support role dengan cerita mereka atau sebutan halusnya dua pasangan "filler", tapi tidak masalah ya, karena cerita merekapun cukup asik. Tapi saya agak bingung dan penasaran akan kelanjutan episodenya, karena ini akan menjadi bentuk cinta segitiga, namun sangat berbeda kelas, bagaikan bumi dan langit jika melihat Mork dan Tawan, namun hal ini mungkin bisa terjadi jika Por punya beberapa kesalahan fatal dan karakter tersembunyi dibalik tampilannya yang baik hati dan menyenangkan. Atau kemungkinan lain adalah takdir yang benar-benar menyatukan mereka, dan simpulan akhir adalah bad ending - namun probabilitas ini sepertinya sangat sulit diperoleh. Overall untuk episode satu ini bagus ya, saya sarankan untuk mengenal karakter dan pemainnya lebih jauh agar dapat menyaksikan series ini dengan optimal. Saya tidak sabar untuk episode 2nya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 20, 2023

Akhir dari masa SMA

Sejujurnya aku bingung sama episode kali ini, entah sedih atau bagaimana jadinya ; semuanya sama porsinya seolah-olah menjadi netral. Di awali dengan membaiknya hubungan Hira Kazunari (hiki) dengan Kiyoi, serta beberapa masalah Kiyoi yang terjadi. Walaupun Kiyoi sempat mendapat masalah dalam kehidupan hirarki tertingginya di sekolah seperti mendapatkan bully-an tetapi itu hanya sebentar dan menurutku sangat tidak masuk, Kiyoi adalah seorang tokoh dengan perwatakan yang kuat sehingga ketika dia terkena bully-an teman-temannya, scene tersebut malah seperti scene "perkelahian". Hubungan Kiyoi dan Hiki semakin membaik dengan tersampaikannya perasaan Hiki kepada Kiyoi, respon Kiyoi seperti tidak menerima atau tidak menolak, namun dia sepertinya memang bisa menerima semuanya dengan netral. Namun yang saya sangat sayangkan adalah, momen Hiki dan Kiyoi di SMA berakhir begitu saja, mungkin adegan ketauan antara Kiyoi dan Hiki harusnya menjadi salah satu scene bagus, namun sayangnya series ini tidak memiliki cerita seperti itu. Dialog dan alurnya sama seperti sebelumnya mudah difahami ya, selain itu entah kenapa aku merasa episode kali ini terasa sangat cepat, apakah scene-scenenya punya bentuk cerita yang ringan ya sehingga tidak menguras banyak energi? review selanjutnya menampilkan Hiki sudah berkuliah, saya akan melanjutkan episode selanjutnya besok.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 19, 2023

Mengingatkan masa lalu

Pada awalnya, saya menganggap bahwa series ini hanya sekedar monolog sang tokoh utama yang kehidupannya tidak jelas mau dibawa kemana, namun itu semua hanya ada di episode satu. Episode dua ini mulai menarikku secara pribadi, walaupun monolognya masih ada, namun scene-scene lain yang lebih menarik malah lebih banyak, ini membuat bagian "monolog" menjadi pewangi alami untuk episode kali ini, rasanya seperti saya menghirup aroma bunga yang harum. Scene dan ucapan sang tokoh utama di episode dua ini mengingatkan tentang masa lalu saya, selain itu scene nya sangat nostalgia sekali ; saya ingat ketika awal menyukai seseorang di bangku sekolah menengah atas (SMA) perasaannya hampir sama, ya ; walaupun latar kehidupan sang tokoh dan aku benar-benar berbeda, aku malah seperti bintang, hanya saja aku tidak bisa jujur kepada semua orang, kondisinya saat itu sangat sulit bahkan untuk berkata "aku suka". Dari segi alur dan dialog sangat mudah difahami ya, banyak monolog yang indah menggambarkan perasaan-perasaan yang harum rasanya. Scenenya juga tidak membosankan, selain itu karena kita sudah mengenal para karakter dan latar-nya masing-masing, episode dua ini terasa sangat berbobot, saya suka sekali. Saya akan melanjutkan untuk episode 3 nya, dan bahkan bukan hanya ingin ; tapi saya sudah tidak sabar untuk menontonnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 18, 2023

Sangat mendrama banget

Entah latar belakang utama apa yang diberikan oleh series ini, namun sepanjang film sangat dipenuhi dengan suara monolog sang tokoh utama, seolah-olah si tokoh memang punya pemikiran yang masih "denial" bimbang akan segala hal. Tapi walaupun begitu saya pribadi cukup enjoy-able walaupun menurut saya series ini tidak punya konflik utama yang krusial. Banyak sekali scene yang sangat dramatis banget malah terlalu ber-drama, seperti ada beberapa bunga ketika Kiyoi masuk kelas, lalu perasaan Hira yang terlalu kaku di kelas; itu semua bagiku terlalu di buat-buat. Dari segi dialog menurutku mudah dimengerti ya, walaupun kebanyakan berisi monolog untuk episode kali ini. Beberapa scene juga agak mengganggu seperti "pembulian" dan pembawaan Hira dalam menjabarkan dirinya sendiri di dalam kehidupannya seperti orang yang putus asa atau pesimis. Saya akan melanjutkan series ini, terlebih karena durasinya yang pendek serta jumlah episodenya yang sedikit, membuat saya semakin penasaran, apa sih yang disajikan dalam series ini sebenarnya.

Read More

Was this review helpful to you?
Jun 17, 2023

Tidak esensial

Mohon maaf untuk para fans. tapi review yang satu ini berdasarkan opini pribadi. Series Our Skyy 2 ini jujur saya tidak menonton dari episode 1, saya mengawalinya dari My School President, kemudian berlanjut ke Never Let Me Go, lalu menuju ke Bad Buddy Series, A Tale of Thousand Stars, dan lain-lain ; diantara konsep Our Skyy yang lain, series Star in My Mind ini tidak punya irisan Multiverse dan menurutku ini sangat disayangkan. Selain itu, episode kali ini tidak esensial, dan malah memperburuk keadaan. Tidak esensial di sini adalah episode ini tidak membawa makna apapun baik untuk life meaning maupun seriesnya sendiri, isinya hanya bucin-bucin tambahan yang "uekkk" aku bahkan sebenarnya menonton dengan "skip-skip" untuk adegan Kleun dan Daoneua-nya karena menurutku ini sudah terlalu banyak dan membuatku mabuk. Selain itu, secara pribadi ; untuk bagian yang memperburuk keadaan adalah tentang Typhoon ; dia menjadi semakin memprihatinkan, move-onnya semakin sulit karena dihadapkan dengan keromantisan sang tokoh utama, selain itu ; Daoneua yang membantunya untuk menemukan pasangan menurutku sangat tidak membuat Typhoon bahagia, bahkan Typhoon sendiri tidak menemukan cinta-nya sendiri, dan satu hal yang aku agak kurang sreg adalah mungkinkah seorang Typhoon berpacaran dengan seorang wanita? bukan berarti tidak mungkin tapi ; Hey ?! Typhoon are you Gay ? or Bi ?. Dari segi dialog isinya bucin semua, dari segi warna pun flat seperti series aslinya. Tidak ada yang berkesan untuk Our Skyy 2 yang satu ini, 7 episode series aslinya menurutku sudah cukup dan hampir membuatku kekenyangan, sekarang ada series Our Skyy-nya yang bahkan menurutku tidak perlu ada karena isinya itu-itu aja, bahkan ; masalahnya atau konfliknyapun tidak ada.

Read More

Was this review helpful to you?